World Through my Words

Monday, February 18, 2013

About Being Private Course Teacher [Part II]

Assalamualaikum :)

As my promise yesterday, hari ini mau lanjutin #sharingstory tentang menjadi guru les privat for elementary and how to handle them ;). Kali ini saya mau cerita tentang murid les saya yang satu lagi. Namanya Khansa Rafi. Kelas 6 SD dan Khansa Rafi ini 180 derajat beda nya sama Rafi Rendrahadi. Khansa Rafi ini anteng, duduk manis kalau les. Sounds easy to handle, eh? belum tentu. Yang diem duduk manis biasanya....suuuuka banget bertanya! :)).
Yeah, welcome to reality if kids always ask just like train. Habis nanya A, lanjut nanya B, terrruuuuusss sampe semua kejawab. Jangan harap anak-anak puas ketika dia bertanya : Kak, Apel paling enak itu apel yang gimana? trus kita jawab : Apel Malang dek. Mereka akan lanjut bertanya : kenapa? belinya dimana? satu kilo harganya berapa? satu kilo isinya berapa dan lain sebagainya kalau perlu sampe dimana kebun apel malang berada :)). Jadi saya bisa sarankan : banyak-banyak belajar dan membaca karena anak-anak sekarang kalo nanya suka out of the box banget. Ya gapapa sih kalo gabisa jawab satu dua kali, tapi kalo terus-terusan kan ya kasian? ;).

Khansa Rafi ini book-geek banget. Suuuka baca buku apapun dan ortunya emang suka beliin buku. Khansa Rafi biasa dihandle sendiri sama ibunya jadi ga semanja Rafi Rendrahadi. Satu dua minggu pertama ngelesi Khansa Rafi, biasa aja. Selanjutnya? disini cerita dimulai :)).
Khansa Rafi sudah kelas 6 SD. Udah anak-anak menjelang ABG lah ya. Nah Khansa Rafi ini hobi banget belajar. Dia sendiri yang minta les privat loh. Amazing kan? mau tau kenapa? karena Khansa Rafi ini secara psikologis menyadari sekali kalau kelebihan dia 'hanya' di bidang akademis. Khansa rafi ini sakit-sakitan jadi gabisa sering-sering main sport thing kayak Rafi Rendrahadi dan gabisa les-les musik. Jadi ya kelebihan dia itu pintar, rajin, juara kelas. Karena itu kalau Rafi Rendrahadi main melulu kalau les, Khansa Rafi ini memanfaatkan bener 90 menit bersama saya untuk belajar.

Pelajaran Kewarganegaraan, IPA, dan IPS adalah pelajaran-pelajaran yang selalu bikin Khansa Rafi bertanya berentetan sama saya. Rasa ingin tahunya besar sekali. Wah seneng dong punya murid yang berinisiatif tanya dan mau tau? eits, ini anak SD lho. Menjawab pertanyaan anak SD tidak sesederhana menjawab pertanyaan teman sebaya. Karena apa? memilih kata-kata yang tepat tanpa mengurangi makna jawaban itu lho, kadang susah! :).

Contohnya? nih. Kapan hari belajar tentang Presiden Soekarno
Khansa Rafi : Kak, NASAKOM itu apa?
Me : Nasionalis, Agama, Komunis dek
Khansa Rafi : Kak komunis dulu dihilangkan kenapa kak?
Me : *glek* *mikir keras gimana jawab pertanyaan kayak begini ke anak-anak* Karena ideologi komunis di Indonesia pada akhirnya melenceng jauh dari tujuan awalnya dek
Khansa Rafi : Emang tujuan awalnya apa kak?
Me : *apa gue bilang, pertanyaannya kayak kereta!* Tujuan awal komunisme adalah keadilan dek, dimana seharusnya ga ada yang miskin-miskin banget. Selain komunisme juga ada ideologi-ideologi lain yang udah duluan ada kayak marxisme, sosialisme dan lain-lain

DAN KETEBAK DONG PERTANYAAN NYAMBER KE MARXISME ITU APA KAK? SOSIALISME ITU APA KAK? :)). Apalagi untuk hal-hal sensitif semacam komunisme, jawabnya kudu hati-hati karena kan masih blur sampe hari ini mana yang bener kan ;). Trus sampe pada pertanyaan :

Khansa Rafi : Komunisme itu harus sama rata ya kak?
Me : di korea utara, iya dek
Khansa Rafi : enak dong kak
Me : ya enggak dong dek. Adil bukan berarti sama rata. Coba misal seluruh Indonesia rumahnya cuma punya dua kamar semua, adil ga?
Khansa Rafi : *mikir bentar* enggak kak. Kalau yang anaknya banyak ya ga cukup dong
Me : *Senyum* nah kan...adil bukan berarti semua sama ;)
Khansa Rafi : *mengangguk* *lanjut ngerjain soal*

Anak-anak kayak Khansa Rafi ga akan berhenti bertanya selama masih ada yang bisa ditanyakan :)). Itu loh makanya penting banget mempelajari dulu materi pelajaran murid, jadi bisa jaga-jaga kira-kira dia mau nanya apa ya besok? heuheu. Menjelaskan sesuatu yang berat ke anak-anak emang ga mudah, tapi percayalah ketika kita bisa membuat dia mengerti itu menyenangkan sekali ^^.
Lesson learned dari Khansa Rafi case adalah : anak-anak butuh orang untuk tempat bertanya, sharing dan diskusi. Sederhana sih, tapi bayangin kalau kita gabisa ngimbangin rasa ingin tahu mereka yang besar, secara ga langsung kita 'mematikan' keinginan mereka untuk pintar dong? ;). Jadi rajin-rajinlah mengupdate berita, membaca dan cari tahu. Itu baru tentang IPS loh, belom kalau nyangkut IPA, science, wuih banyak lagi dan ga bisa dikarang jawabannya ;).
Aaaaand, it's a wrap, series #sharingstory about being private course teacher. Any comment? tell me! :).

Cheers
Tita

0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena