World Through my Words

Monday, January 21, 2013

Hari Ke-7: When I was 4 Years Old..


Hai aku yang berumur 4 tahun,

Senyum terus deeeh~
Kayak yang paling cantik di dunia aja *ditoyor mama*

Kamu dan aku sudah banyak berbeda lho.
Meski rambut kita sama-sama tipis, tapi panjang rambutku sudah sepunggung, dan insyaAllah aku sedang berusaha untuk berhijab syar’i. Doakan aku bisa istiqomah ya.
Kulitku akhir-akhir ini agak hitam, efek berangkat ke kantor tanpa sarung tangan-masker-kaos kaki. Abis suka males, ribet gitu. Apalagi sekarang musim hujan, aku lebih suka pakai sandal wedges ke kantor, hehe.
Tapi mata kita sama-sama sipit, walau aku yang sekarang berkacamata. Minus empat sama lima, gatau ygg mana yang kiri. Iyaaa, maaf ya aku ga jaga mata kita.. Jadinya harus kacamata-an deh :|

Sekarang, hidupku agak lebih kacau daripada hidupmu. Kamu yang berusia 4 tahun cuma menghadapi 1 hal: akan bersama siapa hari ini, mama atau ayah? Tanpa pernah tahu apa yg sebenarnya terjadi, ya kan? Kamu masih ingat apa yg terjadi malam itu di ruang makan? Aku...tidak ingat. Ada peristiwa-peristiwa yg berlalu sekilas saja, lalu kabur, meninggalkan aku dalam keragu-raguan. Sebenarnya aku harus percaya siapa?

Kamu ingat waktu kita membuat ‘prahara’ di TK: tiba-tiba ayah datang dan menjemput kita secara paksa, entah karena memang rindu atau egonya yg terluka. Mama yg kuat instingnya tiba-tiba muncul juga dan akhirnya mereka berdua memperebutkan kita. Untung ada Bu Wati, wali kelas TK yg akhirnya melerai kedua orang itu. ‘Mengerikan’ ya betapa mereka mencintai kita, hingga menyakiti kita sedemikian hebat...

Setiap aku lihat foto-fotomu, aku selalu merasa I don’t want to grow up. Di umurmu, hidup sudah sangat melelahkan. Mama yg tidak mau kamu merasa kesepian mengisi tiap harimu dengan les: piano, fashion show, menari, renang, dan kamu juga punya jam membaca dan mendengar dongeng bahasa Inggris. Aku yg sekarang memang sedikit banyak merasakan keuntungannya. Tapi andai kamu tahu, dua puluh tahun kemudian, aku lebih merasa kesepian daripada dirimu. Semua orang di sekitar kita merasa bahwa karena keadaan kita yg begini, kita dituntut untuk dewasa dan mandiri, dan yg paling stressful, tidak ada toleransi untuk kesalahan sekecil apapun. Aku harus sempurna. Dan justru itu yg membuatku makin sering jatuh dan gagal..

Tapi, sekitar setahun yg lalu, aku mendapatkan hidayah. Iya, seperti terlahir kembali sebagai muslimah. Gimana ceritanya? Itu panjang dan bukan konsumsi surat cinta, hihi. Yang pasti sejak saat itu, aku merasa bahwa hidup ini sedikit lebih mudah untuk dijalani. Selalu ada yg bisa disyukuri setiap hari. Dan ketika dunia terasa begitu menyesakkan, aku menghirup napas dalam-dalam dan membisikkan mantra pada diriku sendiri, “akhirat lebih kekal, dunia ini terlalu hina untuk membuatku bersedih..”

Terima kasih ya untuk tetap bertahan dengan senyum manismu, karena kamu, aku tetap ada saat ini..
Doakan aku bisa menjadi pribadi yg lebih baik di mata Allah setiap harinya..
Doakan aku tetap kuat dalam iman dan islam hingga khusnul khotimah..

Amin, insyaAllah.

xoxo
The 24 years old Primadita Rahma Ekida

*posting ini tanpa foto karena...takut semua jadi pada adore aku gitu deh, mwahahaha*





0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena