World Through my Words

Monday, October 3, 2016

Cerita di Balik Goresan di Tangannya

Mungkin kamu pernah sekilas melihatnya saat ia tak memakai baju berlengan panjang. Ada beberapa goresan luka di tangan, jemari dan telapaknya. Meski tak terlalu kentara, tapi menyimpan cerita di setiap bekasnya.

Luka berbentuk bulatan kecil berwarna kemerahan di ujung telunjuknya itu, tercipta saat ia tertusuk jarum kala memasang kancing kemejamu yang terlepas. Waktu itu sudah larut malam, dan kamu berkata akan memakainya esok hari. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, diambilnya peralatan menjahit sederhana kemudian dengan kemampuan seadanya, berusaha menyelesaikan masalah yang ada.

Matanya sudah hampir tak mampu terbuka, tapi kancing itu tak kunjung usai terpasang juga. Akhirnya terjadilah, jarum menusuk ujung jarinya meski tak dalam tapi cukup membuatnya berdarah beberapa tetes. Ia tak mengeluh, menyapu cairan merah itu dengan tissue dan melanjutkan pekerjaannya.

Beranjak dari situ, ada goresan memanjang berwarna kecoklatan di pergelangan tangannya. Meski sehari-hari tertutup jam tangan serta gelang, namun terlihat mencolok di antara warna kulitnya yang putih merona. Ternyata, itu adalah 'kenang-kenangan' dari wajan panas yang tak sengaja ia senggol saat memasak di dapur.

Ia tahu bahwa kamu tak doyan makan jika bukan masakannya. Bangun sejak pagi, perempuan yang rambutnya kerap dikucir agar tak gerah itu berkutat di dapur. Memotong sayuran, mengupas bawang. Menggoreng ayam favoritmu, dan karena sedikit tak berhati-hati, tangannya terkena pinggiran wajan yang panasnya luar biasa.

Tak ada keluhan, ia mengambil pasta gigi di kamar mandi dan mengolesnya ke luka yang melepuh itu. Kemudian melanjutkan memasak seperti tak terjadi apa-apa, kemudian membangunkanmu untuk mandi dan bersiap kerja.

Satu yang terakhir, adalah luka seperti cengkok kecil di telapak tangannya. Membekas, tak bisa sembuh hanya dengan obat biasa. Mungkin kamu lupa, tapi itu adalah luka yang berawal dari usahanya membantumu membetulkan lampu yang mati di rumah.

Ketika kamu memanjat tangga, ia memegangi dari bawah. Tapi kejadian tak mengenakkan tiba-tiba saja datang. Obeng yang kamu pegang jatuh, mengenai tangannya. Lukanya menganga, hingga daging di balik kulitnya terlihat. Ia menangis menahan sakit, dan setelah segala obat yang dioleskan, hanya bisa menutup luka, tak bisa menghilangkan bekasnya.

Tangannya memang tak semulus artis Korea. Tapi tangan itu yang menyulap bahan makanan menjadi sepiring masakan lezat yang setiap hari kamu rindukan. Dua tangan itu yang memelukmu saat kamu merasa lelah luar biasa, sepulang bekerja. Dan tangan itu, yang selalu terbuka untukmu kapan saja, susah ataupun senang, suka ataupun duka.

Meski goresan-goresan itu membekas selamanya, tapi cerita di baliknya membuatmu tersadar bahwa: hanya cintanya kepadamu yang membuatnya tahan dengan segala perih saat luka-luka itu menyergapnya.


A photo posted by Davy Linggar Photography (@davylinggarphotography) on

0 komentar:

Post a Comment

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena