Siang itu
matahari cukup terik. Aku jadi sedikit menyesal dengan pemilihan jam kereta-ku
untuk pulang ke Surabaya,
mestinya aku memilih jam yang lebih sore.
‘Nanti kalau
sudah jalan, semoga ada angin semilir bertiup.’ Harapku dalam hati sambil
menghela nafas. Tiga jam perjalanan dalam cuaca yang tidak bersahabat, terutama
dengan naik kereta ekonomi yang biasanya padat penuh penumpang bukan sesuatu
yang menyenangkan.
Tiba-tiba seorang perempuan, sepertinya seumuranku,
menunjuk kursi di depanku. Aku mengangguk, “Ya, ini kosong. Silahkan.”
Dia diantar oleh kakak laki-laki dan ibunya.
Basa-basi aku bertanya, “mau kemana?” “Jogja, nanti naik
kereta dari Surabaya.”, jawabnya sambil tersenyum.
Lalu aku tidak ingat lagi bagaimana tiga jam perjalanan
itu berlalu. Perempuan manis ini ternyata kuliah di sebuah universitas swasta
di Jogjakarta, dimana aku juga pernah menghabiskan satu tahun awal SMA-ku. Tapi
yang mencairkan kebekuan kami, tentu saja karena jurusan kuliah kami sama-sama
komunikasi. Media, periklanan, public relations sama-sama menjadi minat kami,
dan itulah alasan kami untuk merencanakan pertemuan lagi, entah di Surabaya,
Malang, Jogja, meski saat itu kami tidak yakin kapan bisa bertemu lagi.
---
Itulah sedikit cerita perkenalanku dengan Yanny Hariati,
seseorang yang punya falsafah hidup paling positif yang pernah aku temui dalam
hidupku. Pertemuan itu sudah hampir tiga tahun yang lalu, karena aku ingat aku
masih bersama dengan (mantan) pacarku, dan beberapa bulan kemudian, dia
nge-date dengan adik ipar sahabatku. Dunia memang sempit ya.
Dia punya passion tersendiri tentang traveling, sesuatu
yang menjadikan dia memiliki blog seru ini: RanselBerjalan90. Dia juga punya blog lain: YannyBercerita. Tulisannya sederhana, tapi mengena. Persis
seperti bagaimana kepribadiannya. Bersahaja dan bersahabat.
Pengalaman hidupnya memberikannya kesempatan mengeksplor
banyak hal, dan belajar lebih banyak dari mungkin kebanyakan orang. Dari dia,
aku belajar untuk selalu optimis, dia hampir selalu tersenyum dalam setiap
keadaan apapun. Setelah hampir setahun terakhir ini kami lebih intens bertemu
dan bertukar pikiran, aku mengenalnya sebagai orang yang selalu bisa melihat
kebaikan dari setiap masalah hidup. Sesuatu yang sulit aku temui pada
kebanyakan orang jaman sekarang.
Sejak lebih dekat
dengannya, aku mulai sering berpikir untuk mencoba hal-hal baru. Salah satunya,
alhamdulillah sudah aku wujudkan. Ya, menjadi pengusaha, coba tolong dicek
clothing line busana muslim saya: One Fifty Hijab Style #promosi :p
Aku dulu tidak
pernah mengira bahwa kereta ekonomi bisa mengantarku ke pengalaman hidup yang
baru. Dan sahabat baru. Tapi ternyata ini terjadi.
Jadi, buat kamu-kamu yang baca cerita ini, bersiaplah. Maya Angelou pernah berkata, “A friend may be waiting behind a
stranger's face.” It happened to me. And who says it will never happen to
you? Just prepare yourself! ;)
Love,
Prima
next time bikin lagi yang lebih banyak yuk sist, dandan dulu lah tapi! XD
0 komentar:
Post a Comment