Waktu
aku mulai menulis surat
ini, aku membayangkan bakso sayur.
Well,
harus diakui sejak kamu menikah, kamu semakin kreatif dalam memasak, tapi bakso
sayur Shel? Please.. *ngikik*
Agak
sedikit sedih sebenarnya saat tahu kamu balik ke Makassar.
Aku masih punya janji buat nginep dirumahmu, just like years ago when you were
still single. Tadinya aku bilang besok, terus jadi minggu depan, dan berubah
jadi bulan depan.
I
didn’t lie when I say I’m afraid to stay in your house.
Aku
beberapa kali nginep di rumah Fanny kan,
sejak dia hamil dan akhirnya melahirkan baby Aira..dan aku mengiri. Aku ga
bohong ketika bilang “nanti kalau nginep dirumahmu aku jadi pingin hamil
juga..”
I
do really want to get married soon. Just like Fanny, you, and Fira. Tapi Allah
belum kasih aku kesempatan untuk itu dan bukan berarti aku tidak bahagia. I’m
happy being single, but I think it’s better for me to step back a little bit.
Melihat
Fanny menikah bagiku sedikit berbeda dengan melihatmu menikah. Waktu kamu
menikah, reaksi pertama adalah, “finally..” Hehehe, you know what I mean. Tapi
ternyata lebih dari itu, seeing you married waking me up. We are grown up! Kita
udah bukan lagi anak umur 7 tahun yang suka mandi bareng – errr – but you will
have your own children very soon. Udah bukan anak-anak lagi tapi udah bisa
bikin anak, hihi.
And
suddenly I miss you. I miss the times we passed together. Aku kangen masa-masa
SD, dimana kamu ga kenal cowok dan selalu nangis kalau dideketin cowok.
Masa-masa SMP waktu kita jadi pengurus OSIS sama-sama. Dan masa SMA walau kita
ga satu SMA tapi tetap sering ketemu. Bahkan kuliah kita sama-sama milih
komunikasi walau beda universitas. Kamu beberapa kali ke Malang
dan kita menghabiskan weekend di vila
tantemu..
Lebih dari semua itu, ada cerita-cerita
yang kita bagi. Ada hal-hal di diriku, yang cuma kamu seorang yang tahu di
dunia ini *tsah*. Dan aku
sering berpikir, most of the time kita melewati kisah hidup yang serupa meski
tak sama persis. Kita seringnya bergantian menghibur saat salah satu dari kita
sedang sedih, padahal kadang mau bilang ‘eh ceritanya gitu-gitu aja.” Iya ga
sih…
Intinya adalah.. Ya ampun, kita sudah
bersama-sama lebih dari separuh umur kita..
Ada pepatah yang bilang, “A good friend is a connection to life - a
tie to the past, a road to the future, the key to sanity in a totally insane
world.”
Just
can’t agree more. You were there in my past, and you are one of the elements
that create what I am now and surely my future; and it’s you who kept me sane
for most of the hard times in my life.
I
wish all the best for you, Mas Haryo and the babies in the near future. I hope
I can be there for you when you need me, mungkin ga seperti dulu tapi just like
some times.. you know..
Jadi
ibu yang sehat dan kuat ya, She.. Kalau di Islam ada baptis-baptisan pasti aku
minta jadi ibu baptis anakmu. Hehehe.
Love,
Rahma
Rahma
My favorite photo taken from your midodareni night :')
You're so beautiful! :')
Left-right: Nita - my mom - you - me
0 komentar:
Post a Comment