Ceileh judulnya, padahal sebenarnya juga ga gitu-gitu amat
kok, Oppa.
Siapa kamu sampai aku nunggu kamu segitunya? Kekasih juga
bukan. *buang muka*
…
…
…
Oppa, jangan GR ya, ini karena keadaan saja judulnya
#30HariMenulisSuratCinta, padahal aku juga gatau apa aku cinta kamu atau
engga.. Dan sebaliknya kamu juga begitu sama aku atau engga. Pasti engga. Udah
tau kok. *tebalikin meja*
Oppa, aku nulis
surat ini dalam bahasa Indonesia ada alasannya. Karena sejak kepulanganmu ke
Korea akhir 2011, tidak ada alasan bagiku untuk tetap belajar bahasa Korea.
Pertama kali aku ambil les bahasa Korea kan karena kamu yang minta? Sementara
aku gatau apa kamu akan kembali lagi ke Indonesia, sedangkan aku juga ga
pingin2 banget sekolah ke Korea, jadi aku putuskan tidak seserius itu belajar
bahasa Korea. Adapun aku tetap ke kelas yg dibikin Kim Seonsaengnim tiap sabtu
pagi, itu karena gratis dan bisa ketemu Soo Jin, ponakanku yang paling imut
sedunia. *sengaja nulis gini biar dikirimi cookies sama Stefany Eonni, hihi*
Oppa, Februari
2011, duniaku berubah. Ada semangat baru untuk menjalani tiap harinya.
Sebenarnya bukan karena kamu, tapi karena ada sesuatu yg sangat seru: sepak
bola. Aku tahu bahwa sebenarnya David Beckham adalah jodohku, sayang sekali aku
lahir di Indonesia jadi dia tidak punya kesempatan untuk bertemu denganku dan
akhirnya malah menikah sama Victoria Beckham. *dikeplak Victoria*
Kamu cuma bagian
kecil dari keseruan itu. Aku malah lebih suka kumpul sama Mamoun dan Benoit,
terutama karena mereka bisa bahasa Inggris. Ga kayak kamu, males. Huuu~
Nah, waktu kamu
ulang tahun pun aku ngasih kue tart itu cuma berpikir supaya penelitianku
lancar aja, istilahnya aku mendekatkan diri sama Persema, bukan sama kamu.
Siape eluuu? Seandainya yg waktu itu ulang tahun Mamoun pasti lebih seru :D
Tapi aku tahu
sejak itu kamu berubah, lebih membuka diri, lebih banyak menyapa aku, meski
cuma manggil namaku aja, aku udah seneng berarti kamu inget aku. Ngenes yah
aku. Akhirnya kita sering makan malam bareng, aku seneng kalo pergi sama kamu
pasti kamu traktir aku, denger-denger karena budaya Korea emang begitu ya. Kalau
sama Mamoun engga, pernah kapan hari aku yang bayarin gitu deh.. Mana perginya
rame-rame sama Kim, Niko, Benoit. Bangkrut sekejap deh aku.
Terus kita melewati malam-malam bersama dengan aku mengajari
kamu bahasa Indonesia lewat buku yg dikasih Niko…dan akhirnya kamu menyerah
karena sekali lagi, males! Ah *gulbam* Akhirnya kamu memaksa aku supaya les
bahasa Korea,
yang sebenarnya aku benci banget tauk!!! Aku udah bertekad ga mau belajar
bahasa yang ga pake huruf Roman, eh kamu pake maksa-maksa lagi. Dih. Untung aja
kamu sama Kang Hyun menepati janji buat ngerjain PR-PR itu *ups*.
-- Oppa, mendadak aku lupa mau ngomong apa karena tadi habis
aku sela sholat, hehe --
Intinya sih, kalau aku mau cerita panjaaaaang lebaaaaar
kasihan nanti judulnya bukan surat
tapi novel cinta *halah*
Beberapa waktu lalu, aku sudah pernah menulis satu cerita
tentang ‘menunggumu’ karena sekali, dua kali, tiga kali kamu menunda
kedatanganmu ke Indonesia. Tadinya aku mau menyempurnakan tulisan itu saja tapi
mendadak laptopnya rusak. Ya ampun, sial sekali aku.
Jadi di cerita itu, aku menggambarkan bahwa aku sangat
bahagia melewati waktu-waktu bersamamu. Terlebih ketika aku menangis karena
putus dari pacarku, kamu dengan entengnya menyodorkan es krim yoghurt
strawberry. Aku ga suka es krim buah sebenarnya, tapi demi tatapanmu yang tajam
akhirnya aku makan juga es krim itu. Dan kamu tahu? Es krim itu jadi es krim
favoritku sejak saat itu. Namanya Yomamte, by-the-way *mendadak pingin*
Ketika kamu mau pulang ke Korea, aku menahan tangis karena
katamu kamu pasti kembali. Dan kamu juga tidak suka melihat perempuan menangis,
terlebih aku yang katamu lebih lucu kalau tertawa (makanya kamu suka sekali
bikin aku tertawa, ya kan
Oppa? *ge er*).
Aku sering berharap rasa ini hilang seiring tak pernah lagi
aku dengar kabarmu. Terutama karena Facebook tidak populer di Korea, jadi
kamu jarang update. Apalagi nge-tweet, boro-boro deh.
Aku juga sangat
ingin tahu apa sih rasa ini sebenarnya. Apa ini cinta, suka, sayang, atau
sekedar peduli aja? Mamaku mengajarkan aku untuk berbuat baik sama orang, dan
waktu aku cerita tentang kamu ke mamaku, beliau bilang “wuih coba bayangkan
kamu ada di posisinya. Negara baru, ga bisa bahasanya, ga ada teman dekat atau
keluarga.”
Itu dia.
Keluarga. Kamu pernah bilang ke eomma-mu waktu telepon, disini ada seseorang
yang peduli sama kamu. Kamu sudah anggap dia seperti adikmu sendiri. Semoga itu
aku ya *blushing*
Kamu seperti
kakak laki-laki yang tidak pernah aku miliki. Rasa sayangku ke kamu tidak akan
pernah lebih, seperti yang dipikirkan orang-orang. Karena setiap melihat kamu
tertawa, aku ikut bahagia. Setiap melihat kamu sedih, aku ikut sedih. Aku tahu
bahwa resiko bermain di Indonesia sekarang sangat besar, dan aku
mengkhawatirkanmu. Pun aku tetap senang jika kamu tetap memilih bekerja disini.
Asal kamu tahu Oppa, Tuhan mengabulkan doaku. Kamu sekarang
di klub di Jawa Timur kan, tinggalnya pun di Surabaya. Betapa Tuhan
baik sekali padaku, dan padamu yang bisa seklub dengan sahabatmu.
Aku tidak tahu apa yang membuat kita belum bertemu hingga
saat ini. Entah karena kita berdua terlalu sibuk, atau terlalu gengsi untuk
mengangkat telepon dan mengatakan “ketemu, yuk.” Tapi aku percaya cepat atau
lambat kita akan bertemu.
Amin.
Selamat datang
kembali di liga Indonesia, Oppa. Have a great year ahead, hwaiting! ^^
*foto pertama kita ^^ (dari kiri: SangMin, akuuuhhh yg mungil *kkk*, YoungJun yg ganteng)
0 komentar:
Post a Comment