“Rindu kami padamu ya Rasul, rindu
tiada terperi..
Berabad jarak darimu ya Rasul, seakan
dikau disini..”
Beberapa
hari ini saya sedang membaca buku Khadijah: The True Love Story of Muhammad.
Tersadarlah saya, betapa langkanya pria yang berkepribadian seperti, atau
paling tidak sedikit mendekati, Nabi Muhammad.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari
beliau. Salah satunya
tentang pelajaran berwirausaha, yang saya pernah tulis disini: http://on.fb.me/WodO46
Kali ini, saya akan bicara tentang satu
hal yang spesifik, pribadi Rasulullah sebagai suami impian. Di masa sekarang,
bisa dibilang jarang sekali laki-laki yang matang secara mental, berkepribadian
islami, dan mau diajak serius. Mungkin memang lingkungan saya tidak
mempertemukan saya dengan laki-laki seperti itu, tapi bahkan 9 dari 10
laki-laki paling baik yang saya temui pun, ujung-ujungnya ngajak pacaran.
Saya
tidak bilang bahwa pacaran itu buruk, tapi saya sudah pernah pacaran selama
3,5tahun dan end up with nothing. Well, to be exact, end up with a lesson that
pacaran itu ga bawa apa-apa kecuali sengsara, terutama perempuan. Kenapa? Tanya
sama hati nurani. Sebersih-bersihnya pacaran, kalau ga berujung ke pelaminan
juga udah korban perasaan. Dan kalaupun menikah, hmmm, udah DP duluan itu juga
semacam keadaan yang menyesakkan hati :’|
Ada
satu kalimat dari Khadijah yang sangat bagus dan menyentuh,
“Wahai anak pamanku, aku berhasrat untuk
menikah denganmu atas dasar kekerabatan, kedudukanmu yang mulia, akhlakmu yang
baik, integritas moralmu, dan kejujuran perkataanmu.”
Nah!
Inilah yang harusnya menjadi patokan kita, perempuan muslimah, dalam mencari
suami. Ga perlu lah PNS golongan X, wiraswasta dengan omzet Y, ganteng (meski
banyak dikisahkan kalau tampang Rasulullah juga menawan hati), apa-lah,
ini-lah, itu-lah.
Makanya
gampangnya ayah saya selalu bilang, kalau ketemu laki-laki, cek sholatnya.
Sudah berjamaah di masjid tepat waktu kah? Itu aja. Karena kalau seorang
laki-laki sudah punya mindset ‘harus sholat berjamaah di masjid’, insyaAllah
terhindar dari hal-hal jelek seperti:
-
workaholic
-
egois (karena terbiasa berinteraksi dengan jamaah lain di
masjid)
-
hingga...ngajak malam mingguan.
Laki-laki yang sholat berjamaah di
masjid akan merasa sayang kalau ngabis-ngabisin waktu di mall hingga melewatkan
waktu sholat. Dan dia juga akan terjaga dari ‘ngapa-ngapain’ sama perempuan
sebelum halal.
Bukankah
memang sholat itu membawa kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan?
Ya
Rasulullah, kami tahu sulitnya kami menemukan lelaki sepertimu, adalah karena
kami juga belum berkepribadian seperti Khadijah atau Aisyiyah.. Semoga Allah
mengaruniakan kepada kami kekuatan untuk menjadi istiqomah dalam berhijab, dan
menjadi muslimah yang kaffah.
Amin,
insyaAllah.
22 Januari 2012,
Dalam rindu yang teramat dalam pada
Rasulullah..
0 komentar:
Post a Comment