Meeting ke luar kota selama beberapa hari selalu membuatku rindu dengan rumah, dan kamu. Rasanya aneh, terbangun dari tidur tanpa ada kamu tertidur lelap di sisiku, atau menyiapkan menu makanan favoritmu tiap pagi. Akhirnya business trip selama tiga hari selesai, kamu menjemputku di airport dengan wajah berseri-seri.
"I miss you Az! Ayo pulang, aku ngantuk" tuturmu dengan mimik wajah yang lucu.
Mataku terbelalak. Baru jam tujuh malam dan kamu mengantuk? Di mobil, dengan semangat kamu bercerita kalau kemarin kamu tidak banyak pekerjaan dan jam 10 malam sudah bisa tidur dengan nyenyak.
"Rasanya aneh, tidur jam 10 malem dan bangun jam 5 pagi. Lebih seger di badan Az tapi sebel karena nggak ada kamu di sampingku," celotehmu.
"WOW kamu bangun tadi bangun jam lima pagi? Hebat banget, trus ngapain aja? Kan ini hari Sabtu, libur kerja" tanyaku. Reza, selalu bercerita seperti anak TK, jujur dan penuh semangat ditemani dengan ekspresi wajahnya yang menggemaskan.
"Ya aku bangun trus Mbak Yuni datang beberes rumah. Mbak Yuni juga kaget aku bangun pagi hahaha. Akhirnya aku jogging dong Az trus sarapan dibikinin nasi goreng, trus bantuin Mbak Yuni bersihkan langit-langit rumah trus beliin raw honey pesenenanmu trus mandi sore trus bengong trus jemput kamu ini."
Aku tertawa terbahak. Andreza, kamu tidak pernah berubah. Hingga makan apa dan mandi jam berapapun kamu jelaskan padaku.
"Ntar ya sampai rumah kita tidur, aku juga capek" hiburku dan kamu mengangguk senang.
"Az az ayo bangun Az aku lapar" suara pelan sambil menepuk halus pundakku terdengar bahkan saat matahari belum terbit.
Mataku masih berat untuk terbuka. Ini jam berapa sih? Aku melirik jam dinding. Astaga baru setengah lima! Reza sudah bangun, duduk lihat televisi dan membangunkanku.
"Rezaaaa ini baru setengah limaaaa, let me sleeeep!" ujarku masih dengan mata tertutup.
"Laper Az ayo makan" Reza masih merengek seperti anak kecil.
Kuraih iPhone di meja samping tempat tidur, dan kuberikan padanya.
"Ini main-main game dulu, bangunin aku satu jam lagi ya" ujarku, persis seperti menenangkan balita yang sedang cranky pada Ibunya.
Reza menurut, dengan mata setengah terbuka, kulihat dia asyik main game di iPhone. Dalam hati aku tertawa dan iba, tapi bagaimana lagi, kesibukan beberapa hari kemarin harus ditebus dengan tidur cukup.
Tepat setelah satu jam, Reza mulai rewel lagi. Ia membangunkanku mulai dari mengacak-acak rambutku, mencium pipi sampai menggelitikku. Mau tidak mau, akhirnya aku terbangun dan tersenyum.
"Iya ayo makan yuk. Duuuh umur berapa sih kamuuu, reweeel terus. Udah mulai besok kamu tidur jam 5 pagi aja jangan bangun jam 5 pagi, cranky!" ujarku dengan nada memarahi dan ditutup dengan tertawa.
"Ayo makan Az lapar Az, bubur ayam yuk. Nggak usah ganti baju, gitu aja yuk," Reza menarikku yang masih pakai setelan baju tidur.
Terjadilah, aku dan Reza sarapan di hari Minggu pagi yang cerah, jam enam tepat! Berkostum piyama dan menyisir rambut seadanya, aku menikmati pemandangan terindah pagi ini: Andreza, bangun pagi dan sarapan, dengan mata berbinar.
He's my private sunshine, and i love everything he did. Termasuk membangunkanku di pagi buta dan main game di iPhone untuk mengalihkan perhatiannya. Our love and our life never being ordinary, never.
Part of Late Night Talk.
0 komentar:
Post a Comment