World Through my Words

Saturday, February 20, 2016

Karena Kita Tidak Memakai Sepatu yang Sama

Suatu sore hari yang cerah, saya dan mama lagi ngobrol-ngobrol absurd sambil bikin risol bihun di dapur. Nggak ngobrol juga sih, tapi lebih sayanya ngomel-ngomel :))) Pembicaraannya? Mengenai hati ini dengan status Facebook teman-teman yang in my opinion it's so innapropriate.

"Ma, heran deh kenapa sih zaman sekarang ini nyusuin anaknya sampe 6 bulan aja bangga bener dipamer-pamerin ke Facebook? Masakin anaknya buat MPASI udah berasa derajatnya lebih tinggi daripada yang ngasih bubur SUN ke bayinya. Belom lagi ibu bekerja vs tidak bekera. Udah gitu saling judge, yang ibu rumah tangga berasa paling bener, yang ibu bekerja berasa dibully abis-abisan. Kenapa hal-hal yang intinya adalah urusan pribadi masing-masing jadi dikompetisikan sih?"

Padahal yang ngomong begini, boro-boro kasih ASI eksklusif, pacar aja gapunya LOL. Trus mama sambil bikin kulit risol, ngejawab dengan analogi yang mudah saya pahami.

"Zaman mama dulu mana mama peduli anaknya tetangga sebelah disusuin ibunya atau disusuin susu SGM. Pun orang laen juga gamau tau kamu disuapin pure pisang atau nasi soto hahaha. Ya gitulah kak namanya juga sekarang ada internet, update status. Mungkin juga sekarang semua orang pengen diakui kalo dia begini dan begitu. Ya biarkan saja kak."

Saya sadar bener bahwa saya ga bisa dan ga punya hak untuk mengatur orang lain untuk update status apa. Facebook dia, suka-suka dia dong mau nulis apa di sana. Cuma yang saya risih, kalau ada satu orang yang bisa kasih ASI eksklusif yasudah seharusnya kan tidak perlu mencela yang kasih susu formula ke bayinya kan?

Mas Ihsan pernah bilang, manusia cenderung memandang orang lain itu sama dengan dirinya sendiri. Dan itu berkaitan erat dengan kompetisi buibu zaman sekarang. Memandang rendah orang lain juga hal biasa, bedanya dulu cuma dari mulut ke mulut alias bergosip dan sekarang dari status ke status sosmed. Ga satu dua kali saya menemukan postingan ASI VS Sufor lah ibu bekerja VS ibu di rumah lah, dan masih banyak lagi.

Kenapa sih saya fokus banget sama permasalahan di atas? Karena itu fatal banget menurut saya. Alasan saya bekerja dan alasan perempuan lain bekerja tentu berbeda. Alasan si itu di rumah dan si inu di rumah juga berbeda. Tidak bisa ditarik garis paten bahwa ibu bekerja = ga sayang anak dan ibu di rumah = sayang anak. Atau sebaliknya, ibu bekerja = pinter dan mandiri, ibu di rumah = gantungin hidup sama suami.

We never know what happen behind their door. Keputusan mereka untuk kasih asi atau sufor, lalala yeyeye itu hak pribadi masing-masing. Tidak bisa kita memaksa heh anak gue nih gue kasih asi lo tega bener anak lo dikasih sufor. Atau heh bego punya ijasah malah momong di rumah, kayak gue ini lho kece badai jadi menejer di kantor.

Bahasa paling cueknya, suka-suka mereka sih. Anak mereka, hidup mereka, rumah tangga mereka. Kenapa harus kita yang ribet? Jujur banget saya ngerasa kasihan sama ibu-ibu yang jadi berasa inferior karena dia tidak sesempurna orang-orang yang ngehujat-hujat keputusan mereka. Yang ibu bekerja jadi minder, yang ibu rumah tangga jadi ga pede, ga ada yang menang di persaingan ini.

Kata Kiki Barkiah, tidak perlu mengurusi ladang surga orang lain. Menurut saya itu benar, mari hargai keputusan orang lain dan tidak perlu mencampuri hidup mereka. Kamu nyusuin anakmu sampai 2tahun? Good! Kamu kasih sufor dan bubur sun ke anakmu? Good! Kamu rela ga kerja agar bisa momong anak? Good! Kamu jungkir balik ngatur waktu agar bisa pulang kerja on time biar si anak tetap terurus? Good!

Kita tidak memakai sepatu yang sama, kita tidak hidup di keadaan yang sama. Hanya yang melakoni yang tau pasti apa yang terbaik untuk hidupnya. Sayang banget kalau sampai pertemanan jadi berantakan karena perdebatan hal-hal yang bersifat hak masing-masing kayak gitu :)
Read More

Tuesday, February 9, 2016

Because of You, i Saw a New Beginning

Selalu ada alasan untuk jatuh cinta, meski pada yang paling mustahil sekalipun
Aku tidak pernah menyangka, bahwa jatuh cinta padamu bisa membuatku segila ini. Semua salah iklan di televisi, yang menayangkan wajahmu setiap malam tanpa henti. Seolah mensugestiku untuk mencari tau, siapa sih kamu?

And i found you, and i fall in love to you for the last two years. Setelah googling berjam-jam, mencari satu demi satu nama DJ dan akhirnya ketemu. Namamu Alesso, rising DJ asal Swedia. Kamu membuatku tak bisa berhenti memutar satu persatu lagumu di Youtube, sampai akhirnya aku terobsesi untuk bertemu denganmu secara langsung, paling tidak sekali saja seumur hidup.



Dear Alesso,

Kamu sekarang pasti sibuk banget ya? Sejak masuk ke top list DJ plus dapat kontrak eksklusif dari Wynn di US, aku lihat kamu keliling dunia tanpa henti. Dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara selanjutnya. Kamu membuktikan bahwa kualitas nggak akan pernah berbohong, dan lagu-lagumu jadi hits di mana-mana.

A photo posted by Alesso (@alesso) on


Kekagumanku padamu tak ada hentinya. Setelah bekerjasama dengan Carolina Herera (yes, Herera will be middle name of our daughter to be! #ngarepbangetmbak?) sekarang sama Axe. Duh, kamu pas semprot-semprot parfum tuh bikin melting cewek sedunia deh. Kalah Fedi Nuril #kompetitif :))

Yang bikin aku bahagia adalah, kamu belum (atau aku yang nggak tau?) punya pacar! Astagaaa setidaknya hati adek nggak remuk seperti fansnya mas sebelah itu tuuhhh ~ It's a sign rite? Masih ada chance buat aku jadi pacarmu kan?

A photo posted by Alesso (@alesso) on

Anyway, seandainya kita pacaran, kamu bakalan bahagia deh. Kenapa? Udah tau belum kalau cewek Indonesia itu istri-able? (nggak percaya? baca di sini deh...). Dijamin aku ga bakalan bikin kamu bangkrut, mas :")

Kamu gak akan lagi tur sendirian, aku bakalan nemenin kamu. Di private jet, kita bisa ngobrol banyak atau kamu bisa tidur di bahuku jika lelah. Kalau kamu galau mau pake baju apa pas mau naik ke stage, aku bersedia jadi fashion stylist gratisan untukmu. Paket lengkap kan macarin aku?

A photo posted by Alesso (@alesso) on

Kalau biasanya kamu abis manggung palingan tidur, kalau ada aku kita bisa jalan-jalan. Masa kamu ke Bali cuma selfie di hotel doang? Padahal ada banyak spot wisata yang mengagumkan! Kita berjemur bareng nanti, biar gosong :D

Aku akan mengisi hari-harimu dengan penuh warna, dan bikin kamu ngerasa seneng tiap harinya. Kalo pas lagi off tur, kita bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke mana aja kamu mau. Atau main-main ke rumah Sebastian Ingrosso? Atau hangout bareng Avicii sama Zedd? Whatever you want, ayaaang!

Mungkin aku nggak secakep cewek-cewek yang dikencani sama temen-temenmu, tapi aku bisa jadi orang yang paling mengerti kondisimu. Aku ga akan marah kalo fansmu teriak-teriak pas melihatmu. It's okay, selama kamu bisa menghandlenya.


A photo posted by Alesso (@alesso) on

I will show you a whole new world yang belum kamu lihat sebelumnya. Agar hidupmu nggak hanya berhenti di party-kerja-party-kerja terus menerus.

Yaudah segitu aja khayalanku hari ini. Semoga suatu hari, aku beneran bisa pasang status in a relationship with Alesso di Facebook. Hai cewek-cewek, take care your heart well! :p

A photo posted by Alesso (@alesso) on

Because of you, i saw a new beginning. Before you, love, I was lost drifting at sea. You were the one who rescued me.  Together we vow that our colors will sparkle the faith.
And if I lose myself tonight It'll be by your side. 'Cause freedom is a lonely road. 

#30harimenulissuratcinta

Read More

© I'm Fireworks!, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena